Puisi Lingkaran Kebingungan

 Lingkaran Kebingungan 


Negara ?

Bukan 

aku tidak bahas tentang itu 

Melihaat keadaan sekarang aku tertipu

aku tidak percaya dengan itu 

tipu muslihat yang mereka tampilkan kepadaku

Seperti mereka peduli rakyat

dan memang mereka peduli 

peduli terhadap substasi

ingat lah saudara

kau hanya orang biasa 

bukan penguasa


Cinta ?

Itu lah yang membuat ku bimbang 

terdengar aneh untuk seorang pria garang

namun itulah  yang terjadi 

pada diri ini

dulu bak pendekar berperang 

namun sekrang seperti seekor pecundang

dulu kuanggap sebagai wanita khayalan

sekarang hanya sebatas ilusi dipikiran

aku bukan pemenang

hanya makhluk penuh kekurangan 

dan akan kuingat


Negara dan Cinta ?

ya, benar 

tak ada yang dapat kita percaya 

mulut dibekam tak dapat bicara 

seolah nasib berkata 

diam saja, kau tak berguna









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelabuhan Bersender

(ASUT) Sebuah Kapal Yang Dulu Memiliki Tempat Untuk Menepi Yang Hanya Pelabuhan Ini Miliki Namun Kini  Sang Kapal Disuruh Pergi Tak Ada Jalan Untuk Kembali Usai Dikatakan Untuk Pergi Kapal Terombang Ambing di Lautan Sunyi Banyak Pelabuhan Menerima Sang Kapal Untuk Menepi Namun Sang Kapal Tak Ingin Pergi Sang Kapal Tang Ingin Pergi Ketempat Yang Dia Tak Ingini Hingga Saat Ini Kapal Itu Hampir Mati Dilautan Yang Sunyi Tak Tahu cara Untuk Kembali  Yang Sang Kapal Pahami Bahwa Dirinya Tak Diterima Lagi  Di Tempat Yang Dia Yakini Bahwa Itu Lah Rumah Yang Dia Miliki
Baca selengkapnya

Arah Perahu

Aku mulai cerita ini dari kisah beberapa bait puisi, tentang sebuah kapal yang kehilangan arah dan tujuan. Pelabuhan yang dulu tak lagi menerimanya, meninggalkan luka di hati yang hampa dan sepi. Terombang-ambing lama di tengah ketidakpastian, hingga suatu saat sinar muncul di kejauhan. Pelabuhan baru menawarkan tempat berteduh, memberi harapan di tengah keputusasaan yang kelam. Dengan keraguan, kapal itu mendekat, menanyakan dengan ragu, "Bolehkah aku bersandar di sini?" Pelabuhan itu menjawab, "Dengan senang hati," menawarkan kenyamanan dan rasa aman yang tak terperi. Tanpa ragu, kapal itu bersandar erat, menemukan kedamaian yang selama ini dirindukan. Di pelabuhan megah, penuh kemewahan dan keceriaan, kapal itu merasa bahagia, tak lagi dihantui kesepian. Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Kapal itu mulai lalai, lupa diri dalam kemewahan. Dia lupa bahwa dia hanyalah kapal kayu tua, yang tak pantas berada di pelabuhan semegah itu. Pelabuhan itu pun mulai ...
Baca selengkapnya

Kearifan Lokal Masyarakat Samosir

Gambar
  Kearifan Lokal Di Samosir Pendahuluan Membahas kearifan lokal yang ada di masyarakat Provinsi Sumatera Utara sebenarnya cukup menarik, tetapi sayang masih terbatas dalam literatur yang ada. Disamping itu kearifan lokal yang ada tidak terlalu menonjol sebagaimana yang ada di daerah lain. Hal ini disebabkan dengan beragamnya suku yang mendiami di daerah Sumatera Utara. Masing-masing suku memiliki tata cara sendiri. Dengan segala keterbatasan tersebut Saya tetap mencoba menjabarkan kearifan lokal yang ada di salah satu wilayah di Sumatera Utara yaitu Samosir.  Metode Penulisan Metode penulisan yang saya gunakan yaitu hasil studi Pustaka dan hasil survey cerita ini diambil dari beberapa situs internet dan Museum Batak di Simanindo 1. Rumah Adat ( Rumah Bolon)  Ruma Bolon  adalah rumah adat dari sumatra utara / suku  Batak  yang ada di  Indonesia .Rumah Bolon berasal dari daerah  Sumatra Utara  Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat...
Baca selengkapnya