Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

"Tunggu Aku Dua Tahun Saja"

Terkadang tawa hanyalah kedok, Tragedi yang belajar tersenyum dalam sunyi, Kisahku dan dia—bukan sekadar komedi, Tapi pelajaran tentang cinta dan kehilangan diri. Sejak dia pergi, aku bukan aku lagi, Langkahku limbung, jalanku tak pasti, Wanita nomor dua dalam hidupku, Setelah ibu, dia yang tunjukkan indahnya dunia. Dia bicara tajam, tapi hatinya lembut, Menjadi pelabuhan kala badai memeluk, Tapi aku terlalu sering diam, Terlalu sering pura-pura kuat, Padahal, di sisinya, aku cuma pria kecil Yang ingin bersandar dan tertidur di peluknya. Kami tak perlu banyak kata, Hanya lagu, senja, dan kebersamaan yang sederhana, Dari SO7 ke Marsada, Dari diam ke tawa lepas tanpa jaga citra. Dia ajak aku bermain, Bukan hanya game, tapi hidup yang ringan, Dia tak peduli aku kalah, Karena baginya, cukup duduk bersamaku saja. Lalu aku sadar—aku belum layak. Bukan karena cinta yang pupus, Tapi karena diri yang belum utuh. Maka aku berjanji, dalam diam, Akan kembali padanya dala...

"Tunggu Aku Dua Tahun Saja"

Terkadang, sebuah kisah yang tampak lucu di mata orang lain sejatinya adalah tragedi yang dibungkus dengan senyuman. Seiring waktu berjalan, rasa sakit yang tak terucap perlahan berubah menjadi tawa getir. Entah pasrah, entah benar-benar telah berdamai, atau sekadar lelah merasa sedih. Kesepian kerap membuat seseorang mencari pelarian. Sejak kehilangan sosok wanita nomor dua dalam hidupku—setelah ibuku—aku jadi sedikit ugal-ugalan. Wanita itu, kebetulan memiliki marga yang sama dengan ibu, dan mungkin itu sebabnya aku merasa sangat dekat dengannya. Dia adalah orang yang mengenalkanku pada indahnya dunia, pada ketenangan yang bisa muncul hanya dari duduk berdampingan tanpa kata. Berjalan bersamanya dulu rasanya seperti melangkah di bawah cahaya senja—tenang, hangat, dan menenangkan. Tapi semua berubah ketika kami berpisah. Bukan karena rasa yang hilang, tapi karena aku punya janji: untuk tidak mengganggunya sampai aku benar-benar layak, dengan tenggat waktu dua tahun. Sebuah janji ya...